Saturday, September 12, 2015

Anak Kecil yang Kehilangan Uang (5 September 2015)



Kulihat gadis kecil sedang menangis sambil mencari-cari sesuatu.
“Kamu kenapa sayang?”, tanya seorang perempuan muda.
“Uangku hilang mba… T_T”, masih berusaha mencari.
“Owh…, Emang uang adik berapa?”
“Seribu mba… T_T”
“Ya udah ntar mba ganti.”
Walah, uang seribu aja nangis, hihi…. Begitulah kira2 komentarku dalam hati.
Dan kemudian ku ingat2 kembali masa kecilku dulu, ternyata sama :p.

Aku jadi teringat dengan Ibuku. Beliaulah yg selalu ada untukku. Saat uangku hilang, Ibu yang selalu menggantinya, selalu merogoh uang dari dompetnya dengan senang hati. Tak pernah memarahi dengan nada tinggi.
Seperti, “Dasar Ceroboh, bagaimana bisa hilang? Itu salahmu sendiri. Sukurin ga bisa jajan!”.
Tetapi ibu selalu berkata, “Ya udah, sini ibu ganti. Jangan dihilangkan lagi ya sayang. :* mmmuach.”
Alhamdulillah, saya bersyukur memliki Ibu seperti beliau.

Dan beberapa waktu yang lalu, Ibu pun pernah menangis kehilangan uang juga, kalau ga salah senilai *** ribu. Itu lah saatnya aku membalasnya dengan apa yg telah beliau ajarkan kepadaku. Sekarang gantian Ibuku sayang, disaat engkau mulai pikun dan tua akulah yang akan menjagamu. Insya Allah… <3

Hal Kecil yang Menular (11 September 2015)



Cerita Hari ini...

Sepulang dari futsal kulewati jalan yang cukup rame. Hari ini memang sedang banyak perbaikan jalan di sana-sini. Sehingga jalan diatur untuk melalui satu atau dua jalur tertentu. Untuk menyebrang jalan saja cukup sulit. Motor bututku yang dimakan usia kupaksakan untuk tetap melaju gesit. Hingga tiba di suatu pertigaan ane berhenti.

Bismillah nyebrang, hampir aja kesenggol. Haha… Alhamdulillah masih selamat. Sekali lagi musti nyebrang nih. Eh, tiba2 dan tak terduga mobil yang akan lewat melambat seakan-akan memberikan jalan untuk lewat. Mobil lain dan motor2 di belakangnya jadi terhambat, sehingga ane dengan leluasa masuk barisan dan merapat. Masya Allah, baik banget pengemudi mobil itu. Langsung saja ane nyelonong. Yiiiiha…! Brrrrm… layaknya koboi2 pengendara kuda setelah dapat hasil nyolong. Seneng banget rasanya diperlakukan dengan baik.

Yah, begitulah memang rasanya. Walaupun itu hal kecil, tapi sangat terasa nikmatnya. Sepertinya…. Ehm! aku juga harus melakukannya. Jika ada kesempatan nanti, akan kulakukan tentang menghormati orang lain, memperhatikan hak orang lain, dan menolong kesulitannya. Tentu hidup akan lebih menyenangkan jika setiap orang di seluruh penjuru kota ini seperti itu. Toh kita juga tidak akan rugi dengan hal tersebut. Sebaliknya, kita malah mendapat catatan pahala.

Baru juga geber 10 meter langsung kecepatan ane kurangi karena macet. Ga jadi ngebut2 deh… Haha… Gapapa, it’s okay, aku rapopo. Dari mobil yang memberi jalan tadi aku bisa ngambil pelajaran. Bahwa ternyata kebaikan bisa menular. Apa yg dia lakukan barusan mengingatkan aku agar tidak membahayakan orang lain, saling menghormati pengguna jalan tentu lebih baik.

Hei!!! Ternyata itu menular! Kebaikan kecil itu menular, seperti orang ceria yg selalu tersenyum. Maka orang disekitarnya akan tersihir dan ikut terbawa dengan mood ceria yg dimilikinya. Apakah itu akan menjadi amal jariyah? Bisa jadi. Tapi awas, yg menular ga cuma kebaikan. Jangan tularkan keburukan atau mood yg jelek kawan, seperti pengguna jalan ugal2an atau wajah suka cemberutan. Jadilah agen ceria penyebar kebaikan. Yang datangnya bagai malaikat mempesona, bicaranya lembut bagaikan kain sutra, candanya bisa menghiasi suasana, dan bersamanya bisa mengobati luka. Duileee… cakep amat. :D

Keep woles gan…
Lets do something good.
Salam Separatoz! 6^_^