Berzakat fitrah menurut perintah agama
Kini kita berIdul Fitri berbahagia
Mari kita berlebaran bersuka gembira"
[Tasya - Idul Fitri]
Alhamdulillah tahun ini sempat mudik sebelas hari.
Tentu saja momen yang ditunggu-tunggu saat lebaran adalah kumpul dengan keluarga.
Bermacet-macetan 20 jam lebih hingga merana, tidak menjadi penghalang untuk pulang.
Dan Alhamdulillah juga, tahun ini penulis pulang sudah tidak sendirian, karena sudah ada yang menemani, seorang gadis cantik bagai dewi, yang menjadi rembulan di dalam hati, anggun bagai tuan putri, yaitu istri, bisa diajak ahaha ahihi...
Diajak bercanda maksudnya
Dalam moment setahun pasti ada kejadian - kejadian tidak mengenakan antara kita dengan orang lain atau antara kita dengan dirinya (hadeuh... :v). Bisa jadi berantem beneran hingga pukul-pukulan, mungkin berantem cuma dalam kata, mungkin juga berantem dalam text, atau berantem dalam pantun dan nada. (halah... :v)
Setelah berantem ini, ada yang lukanya belum sirna, dukanya masih mendalam terpendam, api emosi masih terpatri di dalam hati, ingatan kebencian masih terngiang2 akan kelakuan sang lawan.
Saat lebaran inilah sikap dewasa kita diuji. akankah kita berani minta maaf duluan? ataukah terlalu angkuh dan pengecut mengakui kesalahan dan mengalah duluan?
Karena bila maaf-maafan tidak dilakukan, permusuhan akan terus berjalan. Lebih parahnya lagi orang yang bermusuhan masih ada disekitar kita dan sulit dihindari untuk bertatap muka. Ga enak banget kan!
Tiap berpapasan jadi tersiksa dengan suasana. Hari2 jadi was2, takut karena ketemu lawan. Misal di sekolah mau ke kantin aja jalannya muter jauh, biar ga ketemu sama orang yg dibenci. Eh, ternyata tetap ketemu. Lihat2an dengan pandangan menusuk dan wajah muram. Kemana-mana bawaanya kepikiran aja sama lawannya ini. Kepikir ngebayangin sekenario mau marah lah, mau mukul lah, pokoknya kalo duel harus menang. Jadinya pikiran tersiksa, kerjaan jadi ga fokus, gara2 mikirin musuh bebuyutan.
Ayolah gaes...! kita tinggalkan yg seperti itu. Mari jadi pribadi yg bijak. Mau mengakui kesalahan duluan. Mengalah bukan berarti kalah. Tapi mengalah demi kehidupan yg lebih baik. Memang tidak ada orang yang sempurna. Jika kesalahan memang ada pada dirinya, marilah kita maafkan dengan berani memperbaiki hubungan. Tapi bila ternyata kesalahan juga ada pada diri kita, marilah kita introspeksi diri dan berani mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Jadi, untuk temen2 yang masih punya musuh bebuyutan, ayo kita berantas sekarang juga. (Bukan dibunuh bro :v) Mumpung masih syawal ayo kita datengin. Ga perlu ba bi bu, langsung aja ngajak baikan. Agak boong dikit juga gpp. Misal, "Aku kangen dengan senyum manismu bro." (halah... :v)
Marilah kawan2, ubahlah lawan jadi teman dengan saling memaafkan, walaupun masih teringat dalam ingatan tentang kejadian yang pernah meresahkan. :D Good luck...!