Friday, March 22, 2019

Mood Booster

Mungkin bagi orang lain, hari Jum'at adalah hari yg menyenangkan karena sudah dekat dengan hari libur.
Bagiku tidak, tiap Jum'at adalah hari yg berat bagiku.
Karena setiap Jum'at aku harus mengejar laporan untuk hari Senin. Ditambah lagi, selalu ada drama pengaturan lembur di sore hari sebelum pulang. Tidak jarang membuatku pulang terlambat hingga petang.
Entah kenapa, di perusahaan tempatku bekerja selalu begitu. Setiap kali urusan lembur, menjadi hal yg sangat menguras emosi. Mengatur orang terkadang memang lebih susah dan berbahaya daripada mengatur mesin.

Apalagi Jum'at yg kemarin, ada kasus dimana mis komunikasi menjadikan perbincangan di group WA runyam. Dan parahnya, kebanyakan orang selalu melempar kesalahan ke orang lain dan cari aman sendiri. Aku satu2nya orang yg tidak bisa menyalahkan orang lain. Entah kenapa, aku tidak tega memunculkan suatu argumen yg menyudutkan orang lain, walaupun itu fakta. Aku lebih memilih diam menyimpannya sendiri. Dan jika ada kesempatan, akan kusampaikan kepada orang yg bersangkutan secara pribadi, daripada di grup. Mungkin memang begitulah prinsipku.

Karena prinsipku tersebut, akhirnya seolah-olah akulah dalang dari semua masalah. Tapi aku hanya bisa meminta maaf dan bilang bahwa ini akan menjadi masukan buatku. Aku tidak takut menjadi orang yg dianggap salah oleh orang lain. Yg aku takutkan adalah aku tidak mau belajar dari setiap masalah.

Setelah pulang ke rumah, perbincangan di grup semakin rame. Moodku semakin hancur. Kasihan anak dan istriku. Biasanya aku selalu sedekahkan senyum ke mereka, kali ini berbeda. Wajahku selalu cemberut, menggambarkan penatnya pekerjaan yg aku alami. "Maaf ya sayang, bapak lagi pusing ngurusin kerjaan" jelasku pada mereka. "Iya, gpp yank. Mau dipijitin?" kata istriku mencoba mengurangi penatku. "Ngga usah yank, bapak masih ngurusin kerjaan lewat WA." Jawabku singkat.

"Bapak. Bapak." Anak perempuanku yg berumur 1,5thn memanggilku. Belum banyak kosa kata yg bisa dia ucapkan. Tapi kata "Bapak" adalah kata paling lancar dari mulut mungilnya. "Ada apa sayang?" Tanyaku selembut mungkin. "Bapak. Minta. Maem." Kata anakku sambil menyodorkan makanan ringan. Maksud dia adalah bapaknya disuruh makan kue yg dia suapkan. Membuatku plong seketika, urat2 leherku yg kencang sedikit berkurang. Kumakan kue yg dia berikan sambil tersenyum. Untuk sesaat aku bisa melupakan perdebatan di grup WA. Begitu berulang kali dilakukan anakku. Dia berlari lagi ke ruang tamu, ambil makanan, disuapkan padaku. "Bapak. Bapak. Maem". Tiga hingga empat kali dia melakukannya hingga akhirnya aku tidak tahan. Kuangkat dia, kucium-cium perutnya hingga dia merasa geli. Tertawa-tawa geli tidak tahan dengan apa yg aku lakukan. "Ini nih mood booster bapak yg lucu!" Teriakku sambil terus bercanda dengannya.

No comments:

Post a Comment